“Berilah telinga kepada perkataanku, ya Tuhan, indahkanlah
keluh kesahku. Perhatikanlah teriakku minta tolong, ya Rajaku dan Allahku,
sebab kepadamulah aku berdoa.”
Mazmur 5 : 2 – 3
Pada tanggal 12 – 13 November 2016, semua anggota komunitas
Seminaris Garum berkumpul bersama untuk mengikuti rekoleksi. Kegiatan ini
dilaksanakan dengan tujuan supaya para seminaris dapat menimba spirit yang baru
di tengah kesibukan yang ada. Pembawa rekoleksi kali ini adalah RD. Bruno Joko
Santoso. Beliau adalah imam yang telah ditahbiskan pada 2007 dan kini ia
mengemban perutusan sebagai formator di Seminari Tinggi Providentia Dei.
Tema yang ia bawakan adalah seputar hidup doa. Judul
rekoleksi yang ia bawakan tidaklah muluk
– muluk, “DOAKU”. Di awal rekoleksi, beliau memberitahu sedikit pengalaman
hidup doanya sebagai seorang imam. Ia menegaskan bahwa yang membuat kuat
panggilan seorang imam (seminaris) bukanlah soal makan saja, melainkan juga
hidup doa, aku pun menyadari bahwa seorang imam dipanggil untuk menjadi “man of prayer” (manusia pendoa).
Setelah membagikan pengalamannya, beliau memberikan kepada
kami secari kertas. Kertas itu kami gunakan untuk menjawab pertanyaan yang
beliau berikan. Pertanyaan – pertanyaan yang ada untuk menyadarkanku bagaiman
hidup doaku selama ini. Aku merasa bahwa dalam doa kudapatkan kelegaan. Aku
bisa mencurahkan seluruh perasaanku kepada-Nya.
Dalam rekoleksi kali ini, RD. Bruno banyak menggunakan
sumber – sumber Kitab Suci. Ini sesuai dengan latar belakang beliau sebagai
seorang dosen Kitab Suci. Terlepas dari itu, saya disadarkan bahwa dalam Kitab
Suci telah diajarkan begitu banyak hal tentang doa. Misalnya, tentang cara
berdoa yang telah diajakan Yesus dalam matius 6:6. “Tetapi jika engkau ebrdoa,
masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada bapamu yang ada
di tempat tersembunyi. Maka, Bapamu yang ada di tempat tersembunyi akan
membalasnya kepadamu.” RD. Bruno menjelaskan bahwa hal yang penting dalam
ebrdoa adalah masuk ke dalam diri sendiri. Hal ini sungguh penting, sebab dalam
doa kita menjalin relasi yang intens terhadap Tuhan.
Dalam sesi terakhir, RD. Bruno menerangkan makna dari doa –
doa pokok. Makna doa yang diterangkan antara lain, Tanda Salib, Bapa Kami, dan
Salam Maria. Beliau menjelaskan pentingnya mengetahui makna dari doa – doa
tersebut. Dengan mengetahui makna doa tersebut, seminaris diharapkan mampu
menghayatinya dengan sungguh. Hal ini juga berkaitan dengan tema tahunan ini
yang berkutat soal kesucian dan kepandaian para seminaris.
Semoga rekoleksi kali ini mampu menjadikan Seminaris sebagai
“man of prayer” yang sejati.
0 komentar:
Posting Komentar