Aksi Panggilan 2016 kali ini diadakan di empat paroki yang
ada di Surabaya. Surabaya? Ya, ibu kota Jawa Timur ini lah yang kali ini akan dikunjungi. Ada empat paroki
yang “beruntung”, yakni Paroki Hati Kudus Yesus, Paroki Kristus Raja, Paroki
Ratu Pecinta Dama serta Paroki Aloysius Gonzaga.
Saya dan teman – teman saya yang lain (28 orang) mendapatkan
tugas “perutusan” untuk menyebarkan benih panggilan di Paroki Hati Kudus Yesus.
For your information, paroki Hati
Kudus Yesus merupakan paroki Katedral yang ada di Keuskupan Surabaya. Jujur,
perasaan saya setelah tahu bahwa saya akan diutus kesana adalah takut, karena
saya memiliki beberapa alasan. Alasanku yang pertama, yakni aku takut akan
‘diabaikan’ oleh umat yang ada disana, karena pikiranku langsung memikirkan
letak dari paroki HKY itu sendiri yang berada di kota Megapolitan dengan segala
kecanggihan dan kemajuan teknologi yang ada. Aku takut mereka akan ‘cuek’
kepadaku. Lalu, ketakutanku yang kedua, ialah aku merasa minder sebagai seorang
seminaris yang tidak tahu-menahu tentang kecanggihan ataupun kemajuan teknologi
yang sedang mereka rasakan. Aku takut kalau nanti aku tidak akan bisa bergaul
dengan baik karena ‘dangkal’nya wawasanku terhadap teknologi. Pada intinya,
sebelum aku berangkat, aku sangat takut, takut, dan takut.
Tetapi seperti kata pepatah, ‘Jangan nilai buku dari
sampulnya’ seperti itu jugalah pengalamanku saat berada langsung disana. Apa
yang aku pikirkan sepenuhnya salah dan aku pun bisa menemukan mutiara di kota
Megapolitan tersebut, khususnya di paroki Katedral Keuskupan Surabaya ini.
Mutiara pertama yang ‘berhasil’ kutemukan adalah
pengalamanku bersama umat DPP paroki katedral ini. Aku sangat kagum dan bangga
terhadap mereka. Karena mereka menunjukkan rasa kesetiaan dan pelayanan mereka
kepada kami. Mereka sangat setia mendampingi kami dalam setiap acara, mereka
menyediakan snack, makanan kepada
kami, setiap hari. Selain itu, mereka juga dengan setia mengantarkan kami
antar-jemput disaat kami sedang ada acara di paroki. Sikap mereka ini juga yang
mengajarkan aku untuk memiliki sikap setia ini, khusunya dalam menghadapi tugas
dan tanggung jawabku sehari – hari di Seminari Garum ini.
Lalu, mutiara yang kedua ini, aku temukan saat aku mengalami
peristiwa di dalam keluarga. Keluarga yang aku tempati ini merupakan keluarga
yang sangat sederhana, namun guyub. Bahkan, kerukunan serta dinamika kehidupan
keluarga ini mengingatkanku akan keluarga kandungku sendiri. Mereka mau
menerimaku dengan baik dan dengan keramahan, bahkan mereka sangat respect
kepadaku, walaupun aku tahu, aku tidak pantas mendapatkan hal itu. Lalu, yang
membuatku lebih terharu lagi adalah mereka sangat rukun, walaupun mereka hidup
dalam keserhanaan. Aku dapat belajar dari keluarga ini, untuk selalu senantiasa
bersyukur walau kehidupanku terkadang tidak enak dan tidak sesuai dengan apa
yang aku pikirkan.
Mutiara yang ketiga, yang membuatku ‘sedikit’ menyesal karena telah menghakimi
paroki katedral adalah saat pertemuan OMK-Rekat. Para OMK-Rekat paroki Hati
Kudus Yesus ini sangat aktif dan mau menghormati serta menghargai. Mereka tidak
seperti orang muda lain diluar sana yang sangat ‘kecanduan’ handphone. Saat sesi mereka menyimpan
semuanya itu dan mengikuti acara dengan sangat antusias. Bahkan, mereka pun mau
bergaul, bersukacita dengan kami yang mungkin, menurut mereka orang asing.
Mereka tidak gengsi untuk berkenalan dengan kami. Dari sini, saya pun belajar
untuk menerima semua orang tanpa memandang perbedaan satu dengan yang lainnya.
Akhir katam aku mengucapkan terima kasih kepada semua orang
yang telibat aktif dalam aksi panggilan di paroki Hati Kudus Yesus ini,
khususnya aku berterimakasih kepada Romo Paroki Hati Kudus Yesus, orang – orang
DPP, khususnya Ibu Ety, Ibu Martha, Pak Hendrik dan lain – lain, eyang Sukar
dan sekeluarga, anggota Misdinar-Rekat-OMK paroki Hati Kudus Yesus yang telah
menyambut kami. Terima kasih atas mutiara yang berguna bagi kehidupanku. (Christopher Davinci Rettob)
AKSI PANGGILAN HKY
2016!!!
SERUUUU
0 komentar:
Posting Komentar