Senin, 14 November 2016
0 komentar

Menabur Benih Panggilan Di Paroki St. Aloysius Gonzaga

21.41
Pada tanggal 4-6 November 2016, sebanyak 28 seminaris diutus untuk beraksi panggilan di paroki St. Aloysius Gonzaga. Sesampainya di paroki, para seminari disambut dengan meriah oleh umat paroki tersebut. Setelah makan siang, para seminaris dibagi ke keluarga – keluarga yang akan ditinggali selama 2 malam, 3 hari. Seminaris pun dijemput oleh orang tua asuh mereka.
Saya bersama dengan Joshua mendapatkan tempat tinggal semntara di rumah keluarga Bapak Hanafi, yang memiliki seorang istri dan 3 orang anak. Anaknya yang ketiga bernama Yehezkiel, saya berkeinginan untuk membuatnya masuk seminaris. Saya pun sesering mungkin berbicara dengannya, meskipun sangat sulit, karena tidak mudah mengubah cita – cita seseorang.

Sore harinya, saya mengikuti misa Jumat pertama dan Adorasi. Setelah itu, makan malam di rumah. Keesokan harinya, saya bertugas di SDK Karitas V, saya sangat senang karena bisa bergembira dengan anak – anak tersebut, sebab mereka sangat lucu dan menggemaskan. Saya berharap ada banyak anak yang mau menjadi Imam. Hal yang juga tidak terlupakan ialah ada seorang anak perempuan yang memberikan saya Rosario, entah apa alannya. Tapi, saya berharap ia juga mau menjadi seorang suster.

Sabtu sorenya tidak ada acara bersama di paroki. Saya pergunakan untuk bercakap – cakap dengan keluarga, kami ber-sharing mengenai pengalaman masing – masing dan saling menguatkan satu sama lain. Keesokan harinya, kami ber-28 bertugas koor di paroki Algonz. Kami bertugas dengan hati yang penuh dan khidmat. Setelah misa, ada acara bersama Putra Altar Paroki Algonz. Acara tersebut bertemakan Superhero (menjadi Pelayan yang heroic), alhasil cukup banyak yang tertarik menjadi Imam dari para putra Altar tersebut. Setelah acara dengan misdinar diadakan pula acara penutupan Aksi Panggilan bersama Romo, Seminaris, DPP, dan orang tua asuh. Dilanjutkan dengan makan siang dan Para seminari kembali pulang.


Saya yakin bahwa pasti akan ada yang menanggapi panggilan Tuhan dengan menjadi Imam. Saya mampu melihat begitu abnyak benih panggilanm, merekalah yang dapat menjadi penerus Gereja. Melalu aksi panggilan ini, panggilan saya semakin dikuatkan, karena romo Nano berkata bahwa 3 imam menggembalkan kurang lebih 5000 umat di paroki Algonz. Ini menandakan bahwa tenaga imam sangat dibutuhkan oleh Gereja, semangat inilah yang semakin menguatkan tekad dan motivasi panggilan saya. Namun, ada tertulis “Banyak yang dipanggil, namun sedikit yang dipilih”, ini menandakan bahwa Imam juga harus berkualitas, bukan hanya menang dalam kuantitas. Sebab ini semua demi Kemulian-Nya yang lebih besar. (Theodorus Christian Gunawan)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Toggle Footer
Top