Jumat, 18 Maret 2016
0 komentar

Sebuah Sajak (Dengan Segenap Rasa ini)

21.39
Sebuah Sajak
(Dengan Segenap Rasa ini)
Oleh: Gabriel Mario Lefaan


Sajak sederhana ini kutulis sembari terduduk diam
Terduduk diam sendirian sampai sepi menyergap menyerang
Menyergap menyerang kala-ku bergelut dengan benakku sendiri
Benakku sendiri yang terpaku pada bayang kelam
Ini hanyalah sebuah sajak sederhana mungkin tiada nilai dan makna
Hanya sebuah pergulatan dalam benakku yang tampak kalut
Kalut karena muncul pikiran – pikiran tak menentu
Pikiran tak menentu lagi sangat menakutkan
Aku takut. . . .Aku gelisah. . . .Aku khawatir
Bayang – bayang naskah soal mematikan yang memaksaku
Memaksaku untuk makin menyerap ilmu
Oh tidak. . . .bukan hanya sekedar menyerap, namun juga menguasainya
Ah. . . .mengapa aku merasa separah ini, Gusti. . . .
Berlelah – lelah untuk mengejar sesuatu yang membuatku geli
Bukanlah perunggu. . . .Bukanlah perak. . . .Bukan juga seonggok emas
Hanya secarik kertas tipis bertandakan potret kecil wajahku
Oh. . . .tak pentinglah potret kecil wajahku
Aku tak tampan, rupawan, lagi menawan
Kau harus tahu apa yang kumau dalam kertas itu

Sebuah kata “LULUS” berukuran besar dicetak tebal - tebal

0 komentar:

Posting Komentar

 
Toggle Footer
Top