Sebuah Sajak
(Dengan Segenap Rasa ini)
Oleh: Gabriel Mario Lefaan
Sajak sederhana ini
kutulis sembari terduduk diam
Terduduk diam sendirian
sampai sepi menyergap menyerang
Menyergap menyerang
kala-ku bergelut dengan benakku sendiri
Benakku sendiri yang terpaku
pada bayang kelam
Ini
hanyalah sebuah sajak sederhana mungkin tiada nilai dan makna
Hanya
sebuah pergulatan dalam benakku yang tampak kalut
Kalut
karena muncul pikiran – pikiran tak menentu
Pikiran
tak menentu lagi sangat menakutkan
Aku takut. . . .Aku
gelisah. . . .Aku khawatir
Bayang – bayang naskah
soal mematikan yang memaksaku
Memaksaku untuk makin
menyerap ilmu
Oh tidak. . . .bukan
hanya sekedar menyerap, namun juga menguasainya
Ah.
. . .mengapa aku merasa separah ini, Gusti. . . .
Berlelah
– lelah untuk mengejar sesuatu yang membuatku geli
Bukanlah
perunggu. . . .Bukanlah perak. . . .Bukan juga seonggok emas
Hanya
secarik kertas tipis bertandakan potret kecil wajahku
Oh. . . .tak pentinglah
potret kecil wajahku
Aku tak tampan,
rupawan, lagi menawan
Kau harus tahu apa yang
kumau dalam kertas itu
Sebuah kata “LULUS”
berukuran besar dicetak tebal - tebal
0 komentar:
Posting Komentar