Kini
tiba saatnya bagi Seminari Garum untuk kembali mencari benih – benih panggilan
baru. Tepatnya pada tanggal 19 hingga 21 Februari yang lalu, sebanyak 41 calon
seminaris mengikuti tes gelombang I di Seminari Garum. Para calon seminaris
tersebut datang dari berbagai daerah di Pulau Jawa dan dari luar Pulau Jawa.
Ada yang dari Surabaya, Ngawi, Blitar, Jakarta, Bali, hingga Sumbawa. Mereka
akan live-in di Seminari selama tiga hari dan mereka akan berbaur dengan para
seminaris.
Di hari pertama pada tanggal 19
Februari, para calon seminaris baru mulai berdatangan sejak pagi hari. Seksi
Tamu dan Fungsionaris yang terlibat sibuk melayani para calon seminaris. Ada
yang diantar oleh keluarga, dan ada juga yang datang sendiri bersama teman –
teman mereka. Para calon seminaris memulai kegiatan tes mereka dengan briefing
atau persiapan yang dipandu oleh Romo Hans, selaku Rektor Seminari Garum.
Briefing dimulai sekitar pukul 10.30 pagi. Setelah itu para seminaris baru
memulai tes tahap pertama yaitu wawancara.
Tidak hanya tahap wawancara saja yang
harus mereka jalani, namun banyak tes lainnya yang tidak kalah berat dan
menegangkan dari tes wawancara. Seperti psikotes, tes akademis, dan tes kebugaran.
Tentunya dari masing – masing tes tersebut mempunyai kesulitan masing – masing.
Selain melakukan tes mereka juga mau
tidak mau harus berinteraksi dengan para seminaris. Banyak kegiatan di Seminari
ini yang dilakukan bersama para calon seminaris. Seperti makan di refter, misa
dan doa di kapel, serta rekreasi. Pada saat tidur-pun para calon seminaris
ditempatkan di ruang tidur yang ada di seminari. Mulai dari ruang tidur 2
sampai ruang tidur 5. Ini semua dilakukan agar para calon seminaris dapat
merasakan bagaimana hidup dan tinggal di Seminari.
Pada hari Sabtu malam tanggal 20
Februari diadakan acara DKSV-plus yang diisi oleh penampilan – penampilan
menarik dari para seminaris. Para calon seminaris-pun tak mau kalah menampilkan
bakat mereka. Perwakilan seminaris membawakan lagu yang berjudul “Tinggal
Kenangan” yang diiringi oleh tampilan band calon seminaris sendiri yang diberi
nama “7 Sign Band”. Perpaduan musik dan suara penyanyi yang harmonis membuat
semua seminaris ikut bernyanyi. Setelah DKSV-plus selesai, para seminaris dan
calon seminaris berkumpul sesuai kevikepan masing – masing untuk saling
bercerita, sharing dan makan – makan.
Pada hari Minggu 21 Februari yang
merupakan hari terakhir bagi para calon seminaris berada di Seminari Garum.
Acara terakhir yang harus mereka jalani adalah tes wawancara. Disela-sela waktu
menunggu diwawancarai, seorang calon seminaris berkata kepada saya “Mas, aku
pingin tinggal di sini, enak”. Saya membalasnya dengan senyuman ramah.
Selama mendampingi calon seminaris
menjalani tes selama tiga hari, membuat saya mengetahui bahwa dari sekian anak
muda Katolik di Indonesia, masih ada yang mau dan rela untuk menjadi
pelayan Tuhan dengan manjadi seorang Imam. Walaupun harus melewati tes yang
panjang dan rumit, tetapi mereka mau setia dan menjawab panggilan Tuhan dengan
menjawab “ Ya, Tuhan. Aku bersedia”
(Richardo Rillyanugraha/X2 )
(Richardo Rillyanugraha/X2 )
0 komentar:
Posting Komentar